Senin, 28 Maret 2016

Akibat TELAT NIKAH, ini AKIBATNYA. Kisah nyata wajib baca bagi yang belum menikah yang selalu mengunggulkan karena karier



Semua wanita ingin menikah, tetapi kapan waktunya, siapa yang tahu? Menikah adalah keputusan yang serius, tidak dapat diputuskan hanya dalam waktu semalam. Karena itu, diperlukan kesiapan di dalamnya.
Beberapa orang merencanakan bahwa dia akan menikah di usia muda (sekitar 18 – 23 tahun). Sebagian lagi, merencanakan menikah di usia yang matang atau saat kehidupan ekonominya telah mapan. Ada berbagai pertimbangan untuk mengambil kapan waktu pernikahan terbaik.
Berikut, ada kisah dan pengalaman seorang wanita yang memilih untuk menunda menikah dan lebih memilih karir dibandingkan menikah yang dibagikan lewat akun Facebook Cirebon Tanpa Pacaran.
Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus. Lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik.
Kemudian kesibukan kerja dan karir memalingkan aku dari segala hal yang lain. Hingga aku sampai berumur 34 tahun.
Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah. Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya.
Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya.
Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin.
Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar?
Aku menjawab: Benar.
Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?!
Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun.
Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja.
Usiamu sudah lewat 30 tahun.
Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis.
Sementara aku ingin sekali menimang cucu.

Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya.
Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah.
Akupun pergi ke Mekah. Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka’bah. Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik.
Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur’an dengan suara yang sangat merdu. Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat:
“Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar”. (An Nisa’: 113)
Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu.
Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya. Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah:
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”. (Adh Dhuha: 5)
Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku menjadi tenang.
Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke Cairo. Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang pemuda.
Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun. Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang temanku. Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara?
Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tumpangi. Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang. Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi.
Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku…..
Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara meneleponku. Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku. Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga. Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan.
Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini.
Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu. Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya. Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar.
Akhirnya…..aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu. Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi.
Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri. Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan.
Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan. Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku. Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat.
Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku. Perasaanku mulai diliputi kecemasan. Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun.
Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan. Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil.
Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman. Dia minta kepadaku untuk cek darah.
Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikutnya, karena hasilnya sudah jelas. Langsung saja ia mengucapkan “Selamat, anda hamil!”
Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya. Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur.
Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung. Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya.
Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab: Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun.
Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan. Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar. Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan. Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah. Tidak penting bagiku jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur.
Aku dikagetkan dengan pernyataannya:
“Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh Hasan, Husen dan Fatimah sekaligus?
Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan. Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia maksudkan?
Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.
Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku.
Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku.
Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah:
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”. (Adh Dhuha: 5)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami…” (Ath Thur: 48)

Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu. Bila artikel ini ada manfaatnya silahkan di-share.

10 Keanehan yang Terjadi Di Indonesia




1. Indonesia adalah negara dengan jumlah polisi tidur terbanyak.
Polisi tidur atau yang dalam bahasa Inggrisnya Sleep Police adalah sebuah 
gundukan yang terbuat dari semen atau tanah dan berfungsi menghalau kecepatan 
kendaraan bermotor.



2. Indonesia adalah negara dengan jumlah karakter setan terbanyak.
Setan atau yang biasa dikenal dengan hantu adalah fenomena mistik yang 
terjadi di setiap penjuru dunia. Tapi entah mengapa setan di Indonesia s
angat beragam dibanding negara lain. Di Indonesia, terdapat pocong, tuyul,
 kuntilanak, genderuwo, dan masih banyak lagi.



3. Indonesia adalah negara dengan merk dagang rokok terbanyak.
Indonesia sebagai salah satu penghasil tembakau terbesar, memiliki 
merk dagang rokok terbanyak. Tidak hanya perusahaan besar tembakau,
 tapi industri rumahan yang mengelola tembakau sangat menjamur di Indonesia.



4. Indonesia mendapat julukan Baby Smoker.
Berkaitan dengan fakta no. 3, Indonesia memiliki tingkat perokok tertinggi
 untuk kategori perokok dibawah umur. Hingga saat ini, ada 69% remaja
 di Indonesia menjadi perokok aktif. Para remaja tersebut sudah tinggal 
dalam lingkungan dan keluarga perokok.



5. Indonesia menjadi negara dengan angka kecelakaan tertinggi di Dunia.
“Berdasarkan data statistik negara kita termasuk tertinggi angka kecelakaannya,
 terutama disebabkan human error, berdasarkan penelitian dapat diambil 
kesimpulan kalau memang masyarakat kita kurang sadar dalam berkendara
 maupun memakai jalan, termasuk tidak disiplin, tidak patuh peraturan, 
dan masih mengedepankan ego saat di jalanan,” Iswanto 
(Wakil Ketua Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Jateng). 
Apa lagi kalau sudah masuk waktu mudik, tingkat kecelakaan 
di Indonesia menigkat drastis.



6. Indonesia memiliki kota dengan jumlah mall terbanyak di Dunia.
Jakarta adalah kota dengan jumlah mall mencapai lebih dari 130 
mall dan itu adalah yang terbanyak di Dunia. Bahkan jumlah itu 
masih sangat mungkin untuk bertambah.



7. Indonesia memiliki jumlah mahasiswa yang hobi berdemo terbanyak.
Berdemo bukan barang baru bagi mahasiswa Indonesia, dan mahasiswa
 Indonesia tercatat sebagai mahasiswa yang paling hobi berdemo.



8. Indonesia miliki truk bergambar terbanyak di Dunia.
Kita pasti sering melihat truk-truk di Indonesia dengan tulisan
 atau gambar-gambar. Dan itu membuat Indonesia sebagai negara
 dengan truk bergambar terbanyak.



9. Indonesia adalah negara dengan pencemaran air tertinggi di Dunia.
Produksi limbah yang tidak seimbang dengan pengolahannya 
menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pencemaran air terburuk.
 Terbukti oleh hasil riset adalah panjang 200 mil Sungai Citarum di Indonesia
 menjadi tuan rumah lebih dari 500 pabrik sepanjang tepi sungai 
dan merupakan sungai yang paling tercemar di Dunia.



10. Banyak orang Indonesia lebih "Inggris" dari pada orang Inggris sendiri.
Kebiasaan orang Indonesia mencampur-adukan bahasa Indonesia 
dengan bahasa Inggris adalah hal yang lumrah. Dan itu terkadang 
membuat orang Inggrisnya sendiri tidak mengerti.

KEPIMPINAN RASULULLAH S.A.W SEBAGAI ROLE MODEL


PENDAHULUAN


Masyarakat kini dahagakan role model, yang boleh diikut sebagai panduan untuk melayari kehidupan menuju ke alam akhirat. Sebagai seorang mukmin dan mukminat, Al-Quran dan As-Sunnah adalah sumber utama untuk dijadikan panduan. Islam telah menunjukkan satu bentuk kepimpinan untuk dipraktikkan iaitu kepimpinan Islam. Dalam konteks ini Rasulullah S.A.W mempunyai kedudukan yang tersendiri terutama yang berkaitan dengan hal-hal kepimpinan dimana baginda sebagai pemimpin yang unggul dalam semua keadaan kepimpinan termasuk kepimpinan pentadbiran negara dan politik Islam yang mengutamakan Islam dan hak kemanusian daripada kepentingan individu. Sirah kehidupan baginda sering disorot oleh ramai penulis sejak zaman dahulu lagi hingga sekarang, sama ada oleh sarjana Islam atau bukan Islam. Maka itu, tidak menghairankan jikalau Michael H. Hart (1978) telah meletakkanRasulullah S.A.W sebagai manusia “pertama” dalam senarai manusia yang dianalisisnya sebagai manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah ketamadunan dunia. Sirah baginda mempunyai keistemewaan yang wajar digali dan dilihat, terutama yang melibatkan hal-hal kepimpinan.

1.         PENGENALAN KEPIMPINAN RASULULLAH S.A.W.

Keunggulan Rasulullah S.A.W sebagai role model bukan hanya dilihat dari sudut ibadah yang khusus semata-mata, malah merangkumi semua aspek kehidupan termasuklah hubungannya dengan semua manusia seperti aspek kekeluargaan, sosial, ekonomi, politik dan sebagainya. Sesiapa yang mengkaji dan meneliti sirah Rasulullah S.A.W bersumberkan data yang betul akan mengagumi metode yang diamalkan oleh junjungan S.A.W.

2.         KEPERIBADIAN RASULULLAH

Kelahiran Rasulullah S.A.W adalah umpama cahaya bulan yang menyinari kegelapan malam. Kebangkitan Rasulullah S.A.W sebagai utusan Allah telah berjaya memimpin dan membimbing umat manusia ke jalan yang lurus iaitu Islam. Sepertimana firman Allah SWT di dalam surah al-An'am ayat 153 iaitu;

Maksudnya : “dan Bahawa Sesungguhnya Inilah jalanKu (ugama Islam) Yang betul lurus, maka hendaklah kamu menurutnya; dan janganlah kamu menurut menurut jalan-jalan (yang lain dari Islam), kerana jalan-jalan (yang lain itu) mencerai-beraikan kamu dari jalan Allah, Dengan Yang demikian itulah Allah perintahkan kamu, supaya kamu bertaqwa”.

Rasulullah S.A.W bukan saja menyampaikan risalah dan ajaran Islam  semata-mata bahkan baginda sendiri menunjukkan contoh bagaimana yang dikehendaki oleh Islam. Segala tingkah laku, percakapan dan sikap baginda mencerminkan keperibadian Islam yang dituntut dan dikehendaki oleh Allah untuk dicontohi oleh umat manusia. Firman Allah dalam surah al-Ahzab ayat 21 iaitu;

Maksudnya, “ Demi sesungguhnya, adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan Yang baik, iaitu bagi orang Yang sentiasa mengharapkan (keredaan) Allah dan (balasan baik) hari akhirat, serta ia pula menyebut dan mengingati Allah banyak-banyak (dalam masa susah dan senang)” .

Firman Allah ini dengan jelas menerangkan kepada kita bahawa Rasulullah S.A.W adalah contoh ikutan terbaik untuk kita bagi menjamin kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Dengan kata lain, Rasulullah S.A.W adalah 'role model' bagi kita umat Islam. Sahabat-sahabat pernah bertanyakan kepada saidatina Aisyah mengenai akhlak Rasulullah S.A.W. Dia menjawab: "Akhlak Rasulullah adalah al-Quran".

Ini jelas menerangkan kepada kita bahawa Allah Ta‘ala menurunkan ke atas junjugan kita Nabi Muhammad S.A.W Al-Quran, dan mendidiknya sesuai dengan akhlak Al-Quran, sehingga baginda menerima kepujian yang amat tinggi dengan dikatakan, bahawa budipekerti baginda itu adalah  Al-Quran. Oleh demikian, segala ajaran dan perintah Allah yang terdapat di dalam al-Quran dapat kita lihat secara praktikalnya sama ada menerusi hadis yang diriwayatkan oleh periwayat  hadis yang muktabar ataupun melalui sirah Nabi Muhammad S.A.W.

Rasulullah S.A.W dibangkitkan oleh Allah untuk memimpin umat manusia di dunia ini ke jalan yang selamat dan bahagia di dunia dan di akhirat. Baginda adalah rahmat daripada Allah yang tidak ternilai harganya kepada alam semesta ini. Sebagai seorang Rasul yang diutuskan, darjat ketinggiannya mengatasi pemimpin yang lain. Baginda bersifat maksum iaitu terpelihara daripada melakukan kesalahan dan kesilapan. Maka kerana itu arah dan tujuan yang dibawanya untuk seluruh umat manusia ini adalah benar dan terjamin. Oleh itu, segala contoh ikutan yang ingin diambil oleh umat Islam sama ada sebagai pemimpin, ketua keluarga, majikan, pendidik, pelajar, tokoh korporat dan sebagainya semuanya ada di dalam diri Rasulullah S.A.W.

3.         KEPIMPINAN RASULULLAH S.A.W

3.1.      Rasulullah S.A.W Ketika Dewasa

Kehidupan Rasulullah S.A.W yang yatim, hidup dalam suasana kehidupan yang serba sederhana menjadi batu asas penting dalam proses pemupukan sifat kepemimpinan bagindaDengan kehendak dan pemeliharaan Allah, baginda dapat membataskan diri baginda dari perkara yang merosakkan dan tidak berfaedah. Baginda mempunyai akhlak yang sangat mulia, sikap yang pemurah, paling penyabar, berlemah lembut, pemaaf, dermawan, menunaikan janji dan amanah sehingga kaumnya mengelarnya dengan gelaran  Al-Amin’ (yang amanah/ jujur).

Pada ketika umur baginda 25 tahun, baginda pernah menjadi pengurus perniagaan Khadijah bt Khuwaylid di negeri Syam dengan mendapat  keuntungan yang banyak hasil daripada sikap amanah dan keberkatan baginda. Sebagai seorang yang bijaksana juga, baginda banyak menyelesaikan masalah yang timbul dalam masyarakat terutama yang melibatkan isu perkauman. Contohnya, dalam usaha pembinaan semula kaabah selepas kejadian banjir. Rasulullah S.A.W telah turut serta dalam memberi sumbangan fikiran dan tenaga. Baginda sendiri telah berusaha mengangkut batu-batu dengan tangan baginda sendiri. Usaha Rasulullah S.A.W tersebut telah memberi kesan begitu mendalam di mana baginda telah dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh kabilah-kabilah ‘Arab iaitu siapakah yang lebih utama meletakkan semula Hajarul Aswad kembali ke tempat asalnya. Apabila selesainya masalah tersebut, pertelingkahan antara kaum juga dapat dielakkan dan penyelesaian tersebut direstui oleh semua pihak.

3.2.      Rasulullah S.A.W Dalam Kehidupan Berumah Tangga

Rasulullah S.A.W memperlihatkan suatu teladan yang baik untuk diikuti oleh seseorang suami dalam mengurus rumah tangga. Sebagai seorang suami Rasulullah S.A.W amat bertimbang rasa dan bersedia membantu keluarganya. Banyak kerja yang dilakukan dengan tangannya sendiri, seperti menjahit pakaian, memerah susu kambing dan lainya.

Ibnu Hajar pernah berkata bahawa Aisyah meriwayatkan katanya: “Baginda (nabi) yang menjahit kainnya, menjahit sepatunya, dan mengerjakan apa yang biasa dikerjakan lelaki di rumah mereka.” (Hadis riwayat Ahmad Ibnu Hibban).

Rasulullah S.A.W sentiasa memakan apa saja yang disediakan baginya. Rasulullah S.A.W  sangat marah kepada suami yang memukul isterinya. Sikap baik Rasulullah SAW terhadap isteri ini diakui sendiri oleh isteri Baginda Aisyah   yang meriwayatkan: “Rasulullah S.A.W tidak pernah sekalipun memukul isteri dan pembantunya.” (Hadis riwayat Bukhari)

Di samping itu Rasulullah S.A.W menunjukkan panduan dan contoh hidup tolong menolong serta perasaan kasih sayang kepada isteri sebagaimana sabda baginda:   
    
Ø®َيرُÙƒُÙ…ْ Ø®َيرُÙƒُÙ…ْ لأَهلِÙ‡ِ ÙˆَØ£َناَ Ø®َيرُÙƒُÙ…ْ لأَÙ‡ْÙ„ِÙ‰ْ

 “Sebaik-baik kamu adalah orang yang paling baik sekali terhadap isterinya, dan aku adalah orang yang terbaik sekali diantara kamu terhadap isteriku.”

Rasulullah S.A.W juga menunjukkan suatu teladan yang baik khususnya kepada mereka yang mempunyai isteri yang lebih dari seorang. Seperti diketahui umum bahawa Rasulullah S.A.W mempunyai beberapa orang isteri yang terdiri daripada pelbagai peringkat umur. Ada yang masih muda dan cantik, dan ada yang sudah berumur. Walau bagaimanapun, Rasulullah S.A.W  tidak sekali-kali bersikap pilih kasih dalam layanan kasih sayang antara mereka. Masa dan giliran mereka dibahagikan dengan adil serta cukup rapi sekalipun dalam masa Baginda sakit.Apabila Rasulullah S.A.W hendak musafir, Baginda menjalankan undi antara isteri-isterinya itu dan hanya yang terkena undi saja yang berhak bersamanya.

3.3       Rasulullah S.A.W Dengan Jiran

Rasulullah S.A.W memberi panduan dan ajaran kepada umat Islam supaya mengelakkan diri dari segala sesuatu yang boleh mencetuskan rasa kurang baik sesama jiran. Rasulullah S.A.W menunjukkan contoh yang baik dalam hidup bermasyarakat. Baginda menghormati orang bukan Islam, tidak menyakiti, bersopan santun dan memberi  haknya kepada  kepada mereka terutama dari segi kejiranan. Misalnya, seorang Yahudi (jirannya) yang selalu meletakkan sesuatu yang menyakitkan dan menyusahkan jalan yang biasa dilalui oleh Nabi, suatu ketika Yahudi itu telah  jatuh sakit. Bagindalah yang pertama  sekali menziarahinya dengan membawa sedikit buah tangan dan sedikit pun tidak menunjukkan perasaan benci dan dendam kepada Yahudi tersebut. Akhirnya Yahudi tersebut telah memeluk Islam atas keprihatinan dan kemulian akhlak yang ditonjolkan oleh Rasulullah S.A.W.

3.4.      Rasulullah S.A.W Sebagai Pendakwah

Rasulullah S.A.W merupakan seorang yang tegas dan tetap pendiriannya. Dalam satu peristiwa sewaktu kafir Quraisy sudah buntu untuk melemahkan usaha dakwah baginda melalui penyeksaan fizikal, mereka memberi pelbagai tawaran kepada Rasulullah S.A.W dengan syarat baginda mesti berhenti berdakwah seperti di berikan pangkat, harta yang banyak dan wanita-wanita yang cantik. Namun, ketika itulah berlakunya peristiwa yaitu Rasulullah S.A.W menegaskan :

"Demi Allah, seandainya mereka boleh meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiri ku, aku tetap tidak akan meninggalkan urusan dakwah ini, sehingga ianya dimenangkan oleh Allah, atau aku dibinasakan dalam usaha untuk menuntutnya"

Dalam menyebarkan Islam, Rasulullah S.A.W tidak sahaja menyebarkannya di Makkah dan Madinah. Malah, baginda telah menyebarkannya ke Habsyah(Ethiopia) dan Thaif. Ketika mencuba nasib di Thaif, baginda dan Zaid bin Harithah telah dilayan dengan begitu teruk oleh masyarakat setempat seperti dibaling dengan batu. Apabila malaikat menawarkan untuk menghempap gunung ke atas mereka, baginda menolaknya dengan harapan semoga generasi mereka yang akan datang menerima ajaran Islam yang dibawa oleh baginda atupun pengikutnya.

Perjuangan Islam merupakan satu perjuangan yang sukar dan panjang Pemimpin yang berkesan bukan hanya hebat sebagai peribadi, tetapi dapat bekerja secara kolektif dengan pengikutnya. Rasulullah S.A.W merupakan contoh terbaik seorang  yang sangat mementingkan melakukan sesuatu secara berjemaah,seperti firman Allah dalam surah Al-Saff : ayat 4 .

Maksudnya: “Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang Yang berperang untuk membela ugamaNya, Dalam barisan Yang teratur rapi, seolah-olah mereka sebuah bangunan Yang tersusun kukuh” .

Sewaktu berhijrah ke Madinah, Saidina Ali bin Abu Talib diperintahkan untuk menggantikan tempat tidur baginda. Saidina Abu Bakar As-Siddiq ditugaskan menemani baginda berhijrah ke Madinah dan sama-sama bersembunyi di Gua Thur. Asma’ binti Abu Bakar pula ditugaskan untuk membawa makanan kepada baginda dan Saidina Abu Bakar di Gua Thur. Abdulah bin Abu Bakar berperanan menyampaikan maklumat kepada baginda. Tidak lupa juga Amir bin Fuhayrah yang menjadikan haiwan ternakannya sebagai fungsi untuk menghilangkan kesan jejak Rasulullah S.A.W dan Saidina Abu Bakar.

Rasulullah S.A.W juga memanfaat kepakaran mereka yang bukan Islam. Ini dapat dilihat dalam peristiwa Hijrah, baginda memanfaatkan Abdullah bin Uraiqat, yang pakar dalam menunjuk jalan yang paling selamat untuk sampai ke Madinah, sedangkan Abdullah bin Uraiqat seorang bukan Islam. Di samping itu, dapat difahami tidak salah mencari “jalan selamat” dalam perjuangan asalkan tidak menggadaikan prinsip dan matlamat perjuangan tercapai.

3.5.      Rasulullah S.A.W Sebagai Pemimpin Negara Islam Madinah

Rasulullah S.A.W merupakan seorang pemimpin yang sangat bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas  baginda samada  sebagai utusan Alllah, pemimpin masyarakat, ketua keluarga dan sahabat kepada kenalannya. Setiap tindakan yang diambil adalah berdasarkan wahyu atau perintah Allah. Baginda tidak mengikut gerak hati dalam membuat keputusan untuk satu-satu perkara.

Kepimpinan Rasulullah S.A.W terserlah dan berjaya apabila berhijrah ke Madinah. Sesebuah masyarakat tidak akan kukuh tanpa perpaduan. Dalam hubungan ini Nabi Muhamad S.A.W telah menyusun semula masyarakat Islam di Madinah dengan membina masjid sebagai syiar Islam. Simbol perpaduan kebangkitan umat Islam. Simbol pusat pengajian yang dapat membentuk generasi yang berilmu dan berperibadi mulia.

Baginda telah mengambil bebarapa langkah penting bagi mengatur masyarakat Madinah yang terdiri dari golongan Muhajirin dan Ansar, dimana  baginda telah menyatupadukan puak Aus dan Khazraj, pendudukan asal Madinah yang sentiasa bermusuhan dan kemudian mereka dikenali dengan golongan Al-Ansar.

Langkah seterusnya yang diambil oleh Rasulullah S.A.W ialah mengikat persaudaraan diantara orang Ansar (penduduk tetap Madinah) dengan orang  Muhajirin (orang Islam Mekah yang berhijrah ke Madinah) bagi menjamin kekukuhan ummah yang akan dibentuk dalam negara baru ini. Inilah bentuk persaudaraan yang berdasarkan Islam yang pertama kali wujud di Tanah Arab.

Piagam Madinah telah menyerlahkan lagi kewibawaan Rasulullah S.A.W dalam memimpin masyarakat majmuk di Madinah. Kepimpinan Rasulullah S.A.W terbukti berkesan dalam pelbagai hal dan peristiwa yang dihadapi oleh umat Islam. Piagam (Perlembagaan) ini mempunyai erti yang besar terhadap perkembangan Islam. Ia menunjukkan bahawa Rasulullah S.A.W  bukan sahaja menjalankan tugas keagamaan tetapi dalam waktu yang sama adalah juga seorang pemimpin dan negarawan yang bijak. Piagam ini telah menyusun kehidupan masyarakat yang tidak pernah mempunyai peraturan dalam erti kata yang sebenarnya.

Perjuangan Rasulullah S.A.W,  merupakan satu perjuangan yang bertunjangkan prinsip dan nilai Islam yang tulen dan bersifat sejagat, buktinya baginda tidak mengutamakan orang Arab dalam pemilihan untuk menjadi golongan utama baginda. Misalnya golongan yang bukan Arab ternyata mendapat pertimbangan baginda contohnya, Bilal Bin Rabah dari masyarakat kulit hitam, menjadi muazzin umat Islam, Salman al-Farisi dan sebagainya.

Rasulullah S.A.W mengutamakan mesyuarat dalam setiap keputusan adalah antara resipi kejayaan kepimpinannya. Baginda bukan jenis pemimpin yang melakukan sesuatu mengikut keputusan sendiri sebaliknya sentiasa meminta pendapat daripada sahabatnya.Abu Hurairah  sampai pernah berkata: “Belum pernah kulihat orang yang paling banyak melakukan musyawarah dengan teman-temanya sebagaimana Rasulullah S.A.W.”.  Rasulullah S.A.W telah  mengadakan mesyuarat mengenai cara tindakan yang akan diambil terhadap 70 orang tawanan perang Badar, Saidina Abu Bakar As-Siddiq mencadangkan supaya tawanan dikenakan tebusan manakala Saidina Umar Al-Khattab pula menyatakan supaya tawanan dibunuh. Akhirnya Rasulullah S.A.W mengambil keputusan sesuai dengan pendapat Saidina Abu Bakar As-Siddiq.

Hasil daripada tindakan tersebut, Rasulullah S.A.W telah memanfaatkan banyak perkara antaranya menggunakan khidmat tenaga pengajar dikalangan tawanan perang  Badar  selain menggunakan Al-Quran sebagai sumber pendidikan yang utama dan hadis sebagai sumber pendidikan kedua. Ini menunjukkan Rasulullah S.A.W adalah contoh teladan yang dikagumi sepanjang zaman tidak kira oleh pangkat, bangsa dan agama. Pendidikan di zaman Rasulullah S.A.W adalah pendidikan yang paling cemerlang.

Begitu juga ketika baginda membuat keputusan mengenai peperangan Uhud, baginda secara peribadi ingin berperang di dalam kota, tetapi majoriti masyarakat, terutama golongan muda ingin berperang di luar kota Madinah “ Wahai Rasulullah, kami sangat mengharapkan hari ini dan kami sering berdoa kepada Allah. Sekarang Allah telah membawanya kepada kami dan semakin hampir masanya. Keluarlah untuk bertemu musuh-musuh kita supaya mereka tidak akan melihat kita sebagai seorang pengecut”.  Akhirnya baginda akur  dengan kehendak ramai tersebut.

Bagi sesetengah hal pula, orang-orang yang berkepakaran (ahli) dalam bidang-bidang tertentu diberi keutamaan untuk menentukan apa yang patut dilakukan. Baginda secara  terbuka menerima pandangan dan idea yang baru yang tidak bercanggah dengan prinsip, yang bersifat teknikal dan ijtihadi. Misalnya baginda menerima pandangan Salman al-Farisi yang mencadangkan agar umat Islam membina parit dalam peperangan KhandakRasulullah S.A.W juga melakukan kerja bersama-sama sahabatnya. Ini membuatkan baginda dapat mengenali lebih dekat sahabat-sahabatnya serta mendapat tahu masalah-masalah mereka dengan lebih cepat dan telus. Ini terbukti dalam perang Khandak di mana baginda bersama-sama para sahabat menggali parit yang besar bagi memerangkap musuh.

Baginda juga seorang pemimpin yang dinamik dan juga sebagai pemimpin tidak hanya mengarah, tetapi turun padang. Baginda bersama umat merasai susah payah umat dalam melayari kehidupan dan perjuangan. Baginda juga turut serta dalam pelbagai peperangan bersama para sahabat dan bukan hanya menjadi orang yang memerintah sahaja malah sebagai ketua panglima angkatan tentera Islam. Sebagai contoh baginda memimpin tentera Islam dalam peperangan Uhud, sebab itu baginda mendapat kecederaan dalam peperangan tersebut.

Sifat pemaaf sememangnya penting bagi setiap pemimpin. Ini terbukti dalam suatu kisah pembukaan kota Mekah di zaman Rasulullah s.a.w yang mana Rasulullah S.A.W memaafkan seorang lelaki bernama Hatib bin Abi Balta’ah atas kesalahannya mengirimkan surat melalui seorang wanita yang menunggang seekor unta untuk memberitahu pihak Qurais bahawa kaum muslimin akan menyerang mereka. Tindakannya itu atas alasan untuk menyelamatkan saudara-maranya di kota Mekah. Namun setelah memperolehi surat tersebut dan beliau mengakui kesalahannya, maka Rasulullah S.A.W memaafkannya, walaupun sebelum itu Umar bin Al-Khatab menyatakan supaya diserahkan kepadanya untuk dipenggal kepada tersebut.

Selain itu juga, Abu Sufian selaku ketua kaum Quraisy ketika peristiwa pembukaan Kota Mekah dimana beliau ditangkap oleh Al-Abas ketika sedang mengintip tentera Islam di Marr Al-Zahran, beliau terus dibawa bertemu dengan Rasulullah S.A.W kemudian Rasulullah S.A.W meminta beliau memeluk Islam. Abu Sufian berkata kepada Rasulullah S.A.W: engkau memang seorang yang sopan, mulia dan suka menghubungkan persaudaraan. Tetapi tentang ini jiwaku masih bersimpang siur”, atas nasihat Al-Abas beliau akhirnya memeluk Islam, begitulah kebijaksanaan Rasulullah S.A.W apabila berhadapan dengan pihak musuh.

Peristiwa Perjanjian Hudaibiyah yang berlaku diantara pihak Islam dan pihak Musyrikin Mekah adalah saat-saat penting yang dihadapi oleh Rasulullah S.A.W dalam tugas baginda sebagai pemimpin negara. Beberapa peruntukan dalam perjanjian itu tidak dipersetujui oleh setengah-setengah para sahabat terutamanya dalam perkara orang-orang Quraisy yang datang untuk memeluk Islam tanpa kebenaran dari penjaganya, mestilah dikembalikan semula, tetapi disinilah terletaknya kebijaksanaan Rasulullah S.A.W yang dalam peraturan politiknya tidak menggunakan sentimen malah memperhitungkan strategi politik yang lebih jauh.

Rasulullah S.A.W telah memikirkannya dari pelbagai aspek yang akan memberi kebaikan dan keuntungan besar bagi pihak Islam. Kesediaan pihak musuh mengadakan rundingan dan menandatangani perjanjian dengan Islam, secara tidak langsung telah dapat menundukkan pihak Quraisy Mekah mengakui kewujudan Negara Islam Madinah.  Hasil termeterainya Perjanjian Hudaibiyah dalam tempoh perlucutan senjata itu, Rasulullah S.A.W telah mengutus surat kepada raja-raja di dlam dan di luar Tanah ‘Arabuntuk menyeru mereka kepada agama Islam.

Islam itu sesungguhnya menekankan nilai-nilai sejagat terutama dalam menegakkan keadilan dan kesaksamaan. Dengan sifat tersebut, kemakmuran hidup orang yang dipimpin menjadi lebih terjaga daipada sebarang penyelewengan terutama daripada pihak atasan dan juga penindasan orang yang kuat terhadap orang yang lemah. Begitu juga dengan Rasulullah S.A.W, keadilan yang diamalkan baginda terserlah apabila menegaskan bahawa hukuman memotong tangan terhadap pencuri akan dilaksanakan walaupun pencuri tersebut adalah Fatimah anak yang paling baginda sayangi.

Hadis Nabi S.A.W diriwayatkan oleh Bukhari maksudnya:
“Sekiranya(anakku) Fatimah mencuri nescaya aku akan memotong tangannya”

Pengorbanan yang dilakukan oleh Rasulullah  S.A.W tidak terhingga banyaknya samada dari segi nyawa, harta, keluarga dan sebagainya sebagaimana yang kita telah saksikan daripada rentetan-rentetan sirah yang berlaku terutama sewaktu umat Islam menerima tentangan yang begitu hebat di Makkah. Rasulullah S.A.W sesungguhnya pemimpin agung pilihan Allah. Ketokohan baginda dalam bidang kepimpinan begitu menyerlah dalam segenap sudut dan peringkat. Baginda pemimpin diri sendiri yang berkesan. Pemimpin keluarga yang memikat. Pemimpin masyarakat dan negara yang cukup berpengaruh.

4.         KESIMPULAN

Kesimpulannya, Rasulullah S.A.W adalah pemimpin yang dicontohi dan diikutan. Pemimpin yang dihormati bukan ditakuti. Pemimpin yang dikasihi dan disayangi. Wajar amat kiranya kepimpinan baginda itu ditelaah, ditekenuni dan diambil mutiara darinya untuk menerangi kehidupan.  Rasulullah S.A.W adalah manusia paling sempurna untuk dijadikan teladan umat manusia bagi mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat. Sikap sesetengah umat Islam yang mengambil individu tertentu sebagai model ikutan adalah sesuatu yang mendukacitakan. Mereka mengambil pemimpin yang zalim dan penyanyi Barat sebagai contoh ikutan. Apa yang lebih memilukan ada yang menjadikan golongan yang memuja maksiat dan bergelumang dengan najis dadah dan jenayah sebagai contoh ikutan mereka. Sedangkan semua itu bukan mengajak mereka kepada kebaikan tetapi mendorong mereka kepada kebinasaan dan kelalaian semata-mata.

Walau sehebat mana sekalipun manusia itu, mereka tetap tidak dapat menandingi Rasulullah S.A.W yang sentiasa mendapat jagaan dan peliharaan Allah. Dengan itu, memperbetulkan kembali model ikutan kita dengan menjadikan Rasulullah S.A.W sebagai 'role model' adalah satu kewajiban dan tuntutan agama yang perlu dilakukan oleh kita umat Islam.

Baginda memimpin umatnya ke jalan yang diredhai oleh Allah SWT iaitu agama Islam. Kini Baginda S.A.W sudah tidak ada lagi di dunia ini, tetapi umatnya tetap dijamin tidak akan sesat selama mana mereka berpegang dengan pusaka tinggalannya iaitu Al-Quran dan Al-Sunnah. Melalui dua sumber ini umat Islam sentiasa terpimpin dalam menghadapi kehidupan di dunia yang penuh cabaran ini. Rasulullah S.A.W adalah contoh dan model unggul umat Islam. Kredibiliti dan ketrampilan baginda terserlah sebagai seorang bapa mulia, suami mithali, dan pemimpin adil. Mudah-mudahan kita akan menjadi umatnya, yang ingin mengambil iktibar dan contoh dari kehidupan baginda. Inilah sebahagian dari rasa kasih dan cinta kita kepada baginda.