Selasa, 19 April 2016

5 Hal yang Bikin Pencak Silat Bisa Tembus Hollywood

Selain bela diri Kungfu asal Tiongkok, kini bela diri asal Indonesia, pencak silat, juga mulai merambah perfilman Hollywood. Tentu saja hal ini tidak diraih dengan cepat dan mudah, karena memerlukan proses panjang. Para pelaku bela diri ini harus mampu mengenalkan dan menarik perhatian para pembuat film di Hollywood. Mereka menampilkan banyak sisi unik dari pencak silat hingga saat ini seni bela diri semakin mudah di terima. Dilansir dari Boombastiscom, Jumat (29/1/2016), berikut adalah 5 hal yang bikin pencak silat bisa tembus Hollywood.

1. THE RAID

The Raid (Bit Gravity)

Tidak bisa dipungkiri lagi jika The Raid adalah ujung tombak pengenalan pencak silat ke dunia internasional. Film laga yang dirilis pada tahun 2011 ini mendadak menjadi perhatian dunia. Banyak pengamat mengatakan jika film ini adalah tontonan laga terbaik yang pernah dibuat di Indonesia. Bahkan, aksi laga di dalam film seperti sebuah tarian indah namun juga tetap terlihat hebat. Berkat film ini, pencak silat akhirnya mampu terbang ke seluruh penjuru dunia. Bahkan membuat banyak pelaku di dalamnya mulai dilirik produser film asing.

2. GERAKANNYA INDAH

Pencak Silat (Anak Harimau)

Dalam film “The Raid”, pencak silat digambarkan dengan sangat indah. Bahkan ada koreografi tersendiri yang diterapkan agar gerakannya nampak lebih tertata dan memberikan kesan yang “wah”. Gerakan indah ini nampak semakin berkesan setelah digabungkan dan menjadi sebentuk pertarungan.

3. SENI BELA DIRI UNIK

Pencak silat (Satubanten)

Sebelum pencak silat muncul dalam film, publik banyak ‘dicekoki’ oleh bela diri kungfu, sehingga tidak ada yang aneh ketika publik menonton film Hollywood berisikan bela diri kungfu. Begitu pencak silat muncul dalam film “The Raid”, mata publik dunia seakan tersegarkan. Mereka akhirnya melihat seni bela diri lain, yang unik, tidak mainstream namun sangat indah.

4. FILOSOFI SILAT YANG HEBAT

Pencak silat (500px)

Setiap gerakan pada bela diri pencak silat memiliki filosofinya sendiri, bukan hanya asal memukul atau menendang saja. Semakin dalam mempelajari pencak silat, seseorang tak hanya akan dibawa kepada tahap kuat secara fisik saja, namun juga dibawa bertualang ke kedalaman makna yang kadang butuh pemikiran lebih jauh. Itulah mengapa saat ini banyak sekali orang dari luar negeri datang ke Indonesia hanya untuk berlatih pencak silat dan mempelajari inti dari semua gerakan pencak silat ini.

5. MEMILIKI NILAI SPIRITUAL

Pencak silat (Indonesia Expat)

Pencak silat mengajarkan nilai spiritual yang cukup tinggi. Dengan mempelajari pencak silat, maka seseorang juga belajar bagaimana cara mendekatkan diri pada Tuhan, alam, dan menjadi figur yang lebih baik.

Oh, ini toh Kecanggihan KRI Usman Harun

Hubungan Indonesia dan Singapura kini mengalami gangguan. Beberapa media kita menyebut negeri pimpinan PM Lee Hsien Loong tersebut lagi ngambek berat. Pangkal permasalahannya karena nama Usman Harun. Nama dua tokoh TNI itu di sini jadi pahlawan, sementara di Singapura sangat dibenci. Merekalah di balik aksi peledakan MacDonald House di Orchad Road pada 10 maret 1965 silam.

Apalagi kini nama Usman Harun dipakai pada kapal perang canggih  buatan BAE System Maritime-Naval Ships. Semakin gondoklah Singapura.

 


Terlepas dari konflik yang sedang terjadi, apa sih kehebatan KRI Usman Harun?

Berdasarkan data, kapal perang tipe F2000 Corvette ini memiliki 1 meriam Oto Melara 76 mm, 2 meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE Systems 324 mm untuk perang atas air dan bawah air.

Selain itu, dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan-ke-udara VLS MBDA MICA (BAE Systems), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.

Sistem kesenjataan bawah lautnya juga cukup menggentarkan lawan hingga jarak sejauh 50 kilometer dari titik peluncuran. Selain KRI Usman-Harun-359, senjata-senjata itu juga terpasang pada 2 kapal perang lain yang juga dipesan Indonesia dari Inggris: KRI Bung Tomo-357 dan KRI John Lie-358.

BAE System Maritime-Naval Ships melengkapi ketiga kapal perang yang semula dipesan oleh Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam itu dengan pengarah senjata elektro-optik Ultra Electronics/Radamec Series 2500, radar penjejak I/J-band BAE Insyte 1802SW I/J-band, radar navigasi Kelvin Hughes Type 1007, radar Thales Nederland Scout, dan penangkal serangan Thales Sensors Cutlass 242.

Untuk keperluan perang bawah air dari serbuan dan intipan kapal selam, kapal-kapal perang ini dilengkapi radar berbasis sonar di lambung Thales Underwater Systems TMS 4130C1, radar permukaan dan udara E-band dan F-band BAE Systems Insyte AWS-9 3D. Inilah salah satu sebab personel pengawaknya cukup banyak. Tiap kapal memerlukan 79 personel termasuk sang komandan kapal.

Dengan karakter korvet yang cukup “mini” namun cukup sarat persenjataan, kapal perang berbobot kosong hampir 2.000 ton ini pas untuk keperluan patroli jarak dekat-menengah dan kawal-sergap. Apalagi kecepatannya cukup mumpuni, yaitu hingga 30 knot perjam berkat dorongan empat mesin diesel MAN B&W/Ruston yang memancarkan tenaga total 30,2 MegaWatt dari 2 poros baling-balingnya.

Di atas kertas, sekali pengisian penuh bahan bakar dan logistiknya, jarak tempuhnya pada kecepatan ekonomis 12 knot perjam adalah 5.000 mil laut. Kalau ini benar-benar diterapkan, maka jarak Sabang-Merauke bisa ditempuh dalam 18 hari layar.

Dengan perhitungan jarak tempuh peluru kendali MM-38 Block III Exocet menjangkau 180 kilometer, maka jarak 5.000 mil laut alias 9.000 kilometer darat itu memerlukan 50 titik peluncuran peluru kendali secara simultan.

Jika KRI Usman-Harun-359 berada 25 mil laut dari perairan kedaulatan Singapura, peluru kendali buatan Prancis berkecepatan suara itu perlu waktu kurang dari 10 detik untuk mengenai sasaran di negara pulau itu sejak diluncurkan dari tabung peluncurnya di kapa

Misteri Daftar Raja-Raja Sumeria yang Berumur Sangat Panjang


Dari sekian banyak artefak yang luar biasa yang telah ditemukan dari situs-situs sejarah di Irak dimana kota-kota Sumeria pernah berdiri, yang paling menarik adalah Daftar Raja-Raja Sumeria atau King List. 

Sebuah naskah kuno yang dicatat dalam bahasa Sumeria, berisi nama Raja-raja Sumeria (Irak selatan kuno ) dari Sumeria dan dinasti-dinasti tetangganya dan juga panjang masa pemerintahannya, dan lokasi "resmi" kerajaannya.


Apa yang membuat artefak ini begitu unik adalah kenyataan bahwa daftar tersebut memadukan penguasa pra-dinasti yang tampaknya adalah mitos dengan penguasa yang benar-benar ada dalam sejarah yang diketahui.


Fragmen pertama dari teks-teks langka dan unik ini, adalah tablet paku berusia 4.000 tahun, ditemukan di awal 1900-an oleh ilmuwan Jerman-Amerika Hermann Hilprecht di lokasi Nippur kuno. 

Sejak penemuan Hilprecht, setidaknya 18 eksemplar daftar raja lainnya telah ditemukan, sebagian besar dari mereka berasal dari paruh kedua dinasti Isin ( 2017-1794 SM.). 

Tidak ada dari dokumen-dokumen tersebut yang identik. Namun, ada materi umum dalam semua versi daftar raja yang dapat disimpulkan bahwa mereka berasal dari sejarah tunggal, sejarah Sumeria yang "ideal".

Diantara semua contoh dari daftar raja Sumeria, prisma Weld-Blundell yang berada di Museum Ashmolean di Oxford merupakan versi yang paling luas serta salinan paling lengkap dari Daftar Raja. 

Prisma setinggi 8-inci ini terdiri dari empat sisi dengan dua kolom di setiap sisi. Prisma ini diyakini awalnya memiliki spindle kayu yang melalui pusatnya sehingga bisa diputar untuk membaca keempat sisinya dengan mudah. Prisma ini berisi daftar para penguasa dari dinasti-dinasti Antediluvian (sebelum banjir besar) hingga penguasa ke-empat belas dari dinasti Isin (1763-1753 SM).


Daftar ini besar nilainya karena selain mencerminkan tradisi yang sangat tua, pada saat yang sama memberikan kerangka kronologis penting yang berkaitan dengan periode-periode yang berbeda dari para penguasa di Sumeria, dan bahkan menunjukkan keselarasan yang luar biasa dengan apa yang tertulis di dalam Kitab Kejadian (Genesis).



Peradaban Kuno Sumeria


Sumeria, adalah situs dari peradaban paling awal yang dikenal, yang terletak di bagian paling selatan Mesopotamia antara sungai Tigris dan Eufrat, di daerah yang kemudian menjadi Babilonia dan sekarang Irak selatan dari sekitar Baghdad hingga ke Teluk Persia.

Dari masa Milenium ke-3 SM, Sumeria adalah situs dari setidaknya dua belas negara kota yang terpisah: Kish, Erech, Ur, Sippar, Akshak, Larak, Nippur, Adab, Umma, Lagash, Bad-tibira, dan Larsa. 

Masing-masing negara terdiri dari kota berdinding (tembok sekeliling) dan desa-desa sekitarnya dan tanah, dan masing-masing menyembah dewanya sendiri, yang kuilnya berada di pusat kota. 

Kekuasaan politik awalnya milik warga, tapi seiring persaingan antara berbagai negara-kota meningkat, maka institusi kerajaan pun mulai tumbuh di tiap-tiap negara-kota.

Rekonstruksi Kota Ur

Daftar raja Sumeria mencatat bahwa ada delapan raja memerintah sebelum Banjir Besar. Setelah Banjir Besar, berbagai negara-kota dan dinasti raja-raja mereka silih berganti saling mengalahkan dan menguasai kota-kota yang lain.



Mitos Sumeria Masa Lalu


Daftar raja Sumeria dimulai dengan asal muasal kerajaan, yang dipandang sebagai pemberian dewata: "Kerajaan telah turun dari surga". Para penguasa pada dinasti awal digambarkan memerintah dengan periode pemerintahan yang sangat sangat panjang:

Setelah kerajan yang turun dari surga, kerajaan itu di Eridug. Di Eridug, Alulim menjadi raja; ia memerintah 28.800 tahun. Alaljar memerintah selama 36.000 tahun. 2 raja; mereka memerintah selama 64.800 tahun ...

Beberapa penguasa yang disebutkan dalam daftar awal, seperti Etana, Lugal-banda dan Gilgamesh, adalah tokoh mitos atau legenda yang kisah kepahlawanan mereka adalah subyek dari serangkaian kisah-kisah campuran Sumeria dan Babilon.

Total masa pemerintahan dari delapan raja awal pada Daftar Raja adalah 241.200 tahun dari saat "Kerajaan turun dari surga" hingga saat "Air bah" menyapu bumi dan sekali lagi 'kerajaan diturunkan dari surga' setelah air bah.

Mengapa Bangsa Sumeria menggabungkan penguasa mitos dengan penguasa yang benar-benar ada dalam sejarah yang sebenarnya dalam satu dokumen? 

Salah satu jawaban yang mungkin, terletak pada sejarah awal Sumeria. Kota-kota seperti Kish, Ur, dan Akshak (semuanya kota dengan dinding sekeliling) awalnya berdaulat lengkap dengan dewa-dewa mereka sendiri, dan kekuasaan politik milik rakyat. 

Tapi seiring persaingan antar kota meningkat, institusi kerajaan mulai muncul dan mengambil alih, sehingga pandangan yang berlaku adalah bahwa dokumen tersebut menjadi alat politik untuk memperkuat hegemoni agama dan politik antara kota-kota, menyediakan pembenaran bagi penguasa untuk menyatukan mereka dalam satu peradaban.



Interpretasi masa pemerintahan yang sangat panjang


Masa pemerintahan yang luar biasa panjang dari raja-raja awal telah menimbulkan banyak upaya penafsiran. Salah satu penafsiran mengatakan bahwa angka-angka besar yang menunjukkan masa pemerintahan dari raja-raja sebelum banjir benar-benar karangan belaka dan tidak layak dipertimbangkan secara serius. 

Penafsiran yang lain mengatakan bahwa angka-angka tersebut benar-benar nyata dan bahwa raja-raja awal adalah dewa atau alien yang mampu hidup lebih lama daripada manusia.

Di antara dua penafsiran ekstrem diatas ada hipotesis yang menafsirkan bahwa masa pemerintahan yang luar biasa panjang tersebut hanyalah angka-angka yang mewakili kebesaran, kejayaan dan keberhasilan. 

Misalnya, di Mesir kuno, kalimat "Dia meninggal pada usia 110" artinya adalah seseorang yang menjalani kehidupannya dengan memberikan kontribusi penting kepada masyarakat. 

Dengan cara yang sama, periode yang sangat panjang pemerintahan raja-raja awal dapat mewakili betapa pentingnya mereka di mata rakyat. Bagaimanapun hipotesis ini tidak menjelaskan, mengapa periode setelah banjir besar beralih ke jangka waktu yang realistis.

Terkait dengan perspektif ini, ada keyakinan bahwa meskipun tidak ada bukti-bukti sejarah yang mendukung keberadaan raja-raja awal dalam Daftar Raja, hal ini tidak menghalangi kemungkinan bahwa mereka mungkin memang penguasa 'nyata' yang kemudian seiring lamanya waktu berlalu menjadi mitos.



Kaitannya dengan Kitab Kejadian (Genesis)


Beberapa sarjana (misalnya Wood, 2003) telah memberikan perhatiannya pada fakta bahwa ada kesamaan yang luar biasa antara Daftar Raja Sumeria dengan yang tertulis dalam kitab Kejadian. 

Misalnya, Genesis menceritakan kisah 'banjir besar' dan upaya Nuh untuk menyelamatkan semua spesies hewan di Bumi dari kehancuran. Demikian juga, dalam Daftar Raja Sumeria, ada catatan tentang banjir besar: "banjir yang menyapu bumi."

Daftar raja Sumeria menyediakan daftar delapan raja (beberapa versi memiliki 10) yang memerintah untuk jangka waktu yang lama sebelum banjir, mulai dari 18.600 sampai 43.200 tahun. Hal ini mirip dengan Kejadian 5, di mana generasi dari Penciptaan sampai Air Bah dicatat. 

Menariknya, antara Adam dan Nuh ada delapan generasi, seperti ada delapan raja antara awal kerajaan dan banjir di Daftar raja Sumeria.

Setelah banjir, Daftar Raja mencatat raja yang memerintah untuk jangka waktu yang jauh lebih singkat. Dengan demikian, daftar Raja Sumeria tidak hanya mendokumentasikan banjir besar awal sejarah manusia, tetapi juga mencerminkan pola yang sama penurunan umur panjang seperti yang ditemukan dalam Alkitab, bahwa laki-laki memiliki umur yang sangat panjang membentang sebelum banjir dan hidup dengan jangka waktu yang relatif lebih singkat setelah banjir (Wood, 2003).

Daftar Raja Sumeria benar-benar adalah misteri yang membingungkan. Mengapa Sumeria menggabungkan penguasa mitos dengan penguasa yang benar-benar ada dalam sejarah yang sebenarnya dalam satu dokumen? 

Mengapa ada begitu banyak kesamaan dengan Genesis? Mengapa Raja-raja kuno digambarkan sebagai penguasa selama puluhan ribu tahun? Ini hanya beberapa pertanyaan yang masih belum terjawab setelah lebih dari satu abad penelitian.