Presiden Joko Widodo memastikan 10 WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf Filipina telah dibebaskan dan akan diterbangkan ke Jakarta pada Minggu malam.
Dalam keterangan pers di Istana Bogor, presiden Jokowi mengatakan pembebasan 10 WNI dilakukan atas kerja sama berbagai pihak, terutama pemerintah Filipina.
“Saya ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak, kepada seluruh anak bangsa yang membantu upaya pembebasan ini baik yang formal dan informal. Ucapan terimakasih terutama saya tujukan kepada pemerintah Filipina, tanpa kerja sama yang baik, upaya pembebasan tersebut tidak akan membuahkan hasil yang baik,” jelas Jokowi.
Sepuluh orang WNI yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12, yang dirompak milisi Abu Sayyaf di perairan Tawi-tawi, Filipina Selatan, ketika berlayar dari Kalimantan Selatan menuju Filipina, pada 26 Maret lalu.
- Menlu Retno kembali tegaskan tak akan bayar tebusan
- Sandera Kanada dipenggal, keluarga sandera Indonesia semakin cemas
- Muslim atau bukan, tidaklah penting bagi Abu Sayyaf
Sebelumnya, Kelompok Abu Sayyaf meminta uang tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar 14,3 milliar. Dalam keterangan beberapa waktu lalu, Menlu Retno MArsudi mengatakan tidak akan membayar tebusan, tetapi menko Polhukam sempat mengatakan kepada media bahwa uang tebusan sudah disiapkan.
Tetapi dalam keterangan pers tidak disebutkan apakah pemerintah atau perusahaan pemilik kapal membayar uang tebusan tersebut.
Diplomasi total
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan upaya pembebasan yang melibatkan semua pihak bukan hanya antar pemerintah Indonesia dan Filipina saja, merupakan bentuk diplomasi total.
“Ini merupakan diplomasi total bukan hanya fokus G to G tetapi melibatkan jaringan informal yang pernah kita sampaikan semua komunikasi semua jaringan kita buka semua opsi kita buka dengan tujuan mengupayakan keselamatan WNI kita,” kata Retno.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan TNI juga terlibat dalam operasi intelejen ini dibawah koordinasi kemenlu.
Sepuluh ABK diperkirakan akan tiba di Jakarta pada Minggu tengah malam.
Dalam keterangan pers, Presiden mengungkapkan pemerintah bersama dengan berbagai pihak juga masih berupaya untuk membebaskan empat orang ABK WNI lainnya.
Empat orang WNI lainnya yang disandera kelompok militan di Filipina Selatan ini, merupakan ABK kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Cristi yang disandera sejak 15 April lalu belum berhasil dibebaskan.
Kedua kapal itu disandera dalam perjalanan kembali dari Cebu Filipina menuju Tarakan, Kalimantan Utara. Lima orang berhasil lolos dari upaya penyanderaan.
Kelompok militan di beberapa kali melakukan penyanderaan kapal di wilayah perairan Filipina Selatan, bahkan memengal sandera mereka, seperti yang dialami oleh WN Kanada beberapa waktu lalu.
Presiden Jokowi mengatakan Menteri Luar Negeri dan Panglima TNI akan membahas masalah keamanan di wilayah perbatasan itu dengan mitranya dari Malaysia dan Filipina pada 5 Mei mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar